Puluhan nasabah menggeruduk kantor pusat BMT Nurussa’adah di Desa Samborejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Para nasabah tersebut meminta kepastian pencairan dana simpanan mereka kepada pengurus, Jum’at (19/4).
MAJALAHPEKALONGAN.COM, KOTA PEKALONGAN – Badai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) kolaps terus bertambah, kali ini BMT Nurussa’adah yang berkantor pusat di Desa Samborejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, diserbu anggota sekaligus nasabah yang ingin mendapatkan kepastian pengembalian dana simpanan maupun tabungan.
“Sebelum lebaran tabungan sudah tidak bisa diambil. Nasabah dijanjikan pencairan tanggal 19 April 2024,namun kenyataannya gagal dan mundur tanggal 3 Mei 2024,” ungkap Aminah (58) nasabah warga Desa Samborejo, Jum’at (19/4/2024).
Pedagang jajanan pasar itu mengaku telah menjadi nasabah BMT Nurussa’adah sejak 10 tahun yang lalu dengan jumlah uang tabungan sebesar Rp 5 juta. Ia mengaku beruntung uang tabungan sebelumnya Rp 50 juta sempat beberapa kali diambil.
“Alhamdulillah sebelum ramai-ramai sudah beberapa kali diambil untuk kebutuhan, tabungan sekarang tersisa Rp 5 juta tidak bisa dicairkan,” katanya.
Pengakuan yang sama juga disampaikan khusnul (30) nasabah warga Desa Sepacar, Kecamatan Tirto yang khawatir uang tabungan tidak bisa diambil, pasalnya pihak BMT Nurussa’adah sudah dua kali menjanjikan pencairan namun gagal juga.
Ia mengatakan dirinya sudah menjadi nasabah BMT Nurussa’adah sejak lima tahun yang lalu dan memiliki dua jenis tabungan dengan jumlah uang yang tersimpan sebesar Rp 20 juta.
“Yang saya takutkan itu uang saya tidak bisa kembali karena pihak BMT Nurussa’adah hanya memprioritaskan tabungan Idul Fitri,” jelasnya.
Sementara itu pengurus BMT Nurussa’adah, Agus Isnanto saat ditemui sejumlah anggota dan nasabah di kantornya meminta maaf dan mamahami kondisi yang tidak terduga sebelumnya tersebut.
Ia menyebut persiapan dana menghadapi lebaran sebenarnya sudah dilakukan sejak tiga bulan sebelumnya namun karena jumlah pengambilan cukup besar bahkan sedikit terjadi rush. Adapun dana talangan yang rencananya akan diterima malah batal diberikan.
“Kami atas nama manajemen akan bertanggung jawab kepada anggota dan nasabah, karena 25 BMT Nurussa’adah berdiri baru kali ini terjadi musibah,” katanya.
Dari informasi yang diterima pantura24.com ada 200 lebih nasabah BMT Nurussa’adah belum bisa mencairkan dana simpanannya dengan total likuidasi sebesar Rp 1,4 miliar. (*)